Pages

Implikasi Pendidikan Konstruktivisme Sosial

Kamis, 01 Desember 2016

Pandangan konstruktivis sosial dari matematika memerlukan pendekatan khusus terhadap pendidikan, hanya bila dikombinasikan dengan seperangkat nilai-nilai dan prinsip-prinsip. Oleh karena itu kita perlu menambahkan seperangkat nilai-nilai dan prinsip-prinsip tentang pendidikan.

Himpunan nilai-nilai
Himpunan nilai-nilai yang diadopsi di sini adalah orang-orang dari ideologi pendidik masyarakat. Yang sebagian besar nilai-nilai liberalisme Barat. terdiri dari:

kebebasan, kesetaraan dan persaudaraan sebagai nilai-nilai dasar; menghormati integritas dan individualitas dari semua orang;
perpanjangan nilai-nilai ini ke semua kelompok orang dan budaya, menurut nilai dan status mereka sama;
hak semua individu untuk kesempatan yang sama tanpa memandang jenis kelamin, ras, keyakinan, kelas sosial, orientasi seksual, usia, kecacatan, atau diskriminatif karakteristik lainnya;
penerimaan demokrasi, hak orang untuk secara kolektif menentukan keadaan hidup mereka, sebagai cara memberlakukan nilai-nilai politis.

Tidak ada keharusan di balik pilihan nilai-nilai ini, karena tidak ada nilai yang benar-benar diperlukan. Namun, nilai-nilai mereka lebih atau kurang disahkan oleh piagam, tagihan dan deklarasi universal hak asasi manusia, serta dalam hukum demokrasi liberal Barat.

Implikasi pendidikan terhadap konstruktivisme sosial
Diperlukan prinsip-prinsip pendidikan. yang mengadopsi ada dua yaitu: (1) sekolah dan kurikulum harus mewujudkan dan menghormati nilai-nilai di atas sebanyak mungkin, dan (2) kurikulum matematika harus merupakan seleksi perwakilan, mencerminkan sifat disiplin itu sendiri.
Sesuai dengan prinsip-prinsip ini, matematika sekolah harus mencerminkan fitur matematika berikut.
1.      Matematika terdiri dari pemecahan masalah matematika manusia, suatu aktivitas yang dapat diakses oleh semua. Akibatnya, matematika sekolah untuk semua manusia harus peduli dengan pemecahan masalah matematika dan harus mencerminkan falibilitasnya.
2.      Matematika merupakan bagian dari budaya manusia, dan budaya matematika untuk masing-masing melayani tujuan itu sendiri, dan sederajat. Akibatnya, matematika sekolah harus mengakui budaya dan sejarah atau kerjasama dan tujuan matematika, dan kontribusi nyata untuk semua, termasuk perempuan dan negara-negara non-Eropa.
3.      Matematika tidak netral tetapi membuat sarat dengan nilai-nilai dan konteks budaya mereka, pengguna dan pencipta matematika memiliki tanggung jawab untuk mempertimbangkan efek pada dunia sosial dan alam. Akibatnya matematika sekolah harus secara eksplisit mengakui nilai-nilai yang terkait dengan matematika, dan menggunakan sosialnya. Pelajar harus menyadari pesan sosial yang tersirat dalam kurikulum matematika dan harus memiliki kepercayaan diri, pengetahuan dan keterampilan yang dapat memahami penggunaan sosial matematika di lingkungan sosial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS